Selasa, 31 Januari 2012
Jumat, 27 Januari 2012
Selasa, 20 Desember 2011
A Whole New World
ini re-posting dari FB saya... ^^
“maafin gw, gw harus ninggalin llo, sekali maapin gw yahh, mungkin hari esok kita akan berjumpa lagi… bye” kata Rangga meninggalkan ku di tengah hujan…
Karen Winfrey Theresia, cwe yang setia, ceria, sekarang murung karena di tinggalkan Rangga Moela.
Rangga Moela, cwo tajir, baik, dia pergi meninggalkan Karen ke Belanda dengan waktu lama
Gw hanya terdiam, melepas kepergian dengan tangisan yang membasahi pipiku…
- Sekolah Menengah Atas
“Hay, Ren, kok pundung terus? Sumanget donks” kata Binya sahabatku
Binya Amary, teman gw yang paling asik sampe dunia akhirat, temen dari kelas 1 SMP, orangnya ceria, lebay
“hehe, gpp kok, Bin! Gak ada PR
“Masaa sihh?? Gak ada apa-apa, gw liat llo kemaren ujan-ujanan? Kenapa? Ujan-ujanan sama Rangga ya? Tapi kok sedih?” tannya bertubi-tubi
“CUKUP!!!” seketika mengagetkan Binya
“Ehh, ampunn banggg?? Emang kenapa siihh?? kok smpe segtitunya?” ucap Binya kaget
“Heheh… Rangga pergi ke Belanda, Bin!” ucap ku lesu
“Hah? masa sihh?” ucapnya tak percaya
“hee’em… udah ahh, tuh bu Wina dah masuk”
Pelajaran dimulai dengan berdoa, setelah itu belajar seprti biasa.
KRINGG… KRINGGG bell istirahat sudah berbunyi, saatnya anak-anak menyerbu kantin
“heyy, Binyaaa” kata seseorang dengan Lebaynya
“eehh… Si Dicky, makin lebay aja deh” kata Binya acuh tak acuh
Dicky Prasetya, ini dia pasangan Binya Amary sama-sama lebay, mm gw juga sihh…
“terruusss… aja terussss… gw gak disapa u,u” kata gw sambil meminum Frozen Cappucino yang sudah setengah habis
“ehh, maaf kaka, lupa di sapa…heheh” katanya sambil duduk di antara gw dan Binya
“Hmmm” kataku sambil memasang buka BT
“Binya Amary… dia kenapa sih?” ucapnya membisikan ke telingak Binya
“si Rangga ninggalin Karen gitu deh, so llo jangan nyinggung yaa” balasnya bisik-bisik
“ohh” katanya keras
“kenapa Dick?” kata ku lesu
“Gpp kok” kata Dicky
“udah ahh, gw ke perpus dulu yaa… Byee” kataku sambil berlalu
“kasiman ya dianya?” kata Dicky iba
“HaHaHaHa… biasa aja kali, jalan keliling sekolah yukk” kata Binya, emang setiap hari dia itu begitu, suka ngajak orang keliling sekolah (KISAH NYATA DALAM KEHIDUPAN TEMAN SAYA)
“aahh… pas pulang aja, jalan-jalan ke taman aja yak?” kata’y sambil menyuap somay yg dibeli Binya
“Heemm ⎻·⎻ yaudah deh, tp gk usah makan somay gw-nya juga donks” manyun
“heheh… lah muangap deh, gw ke kelas dulu yak, pengen ngerjain tugas IPA dulu” bangun dari tempat duduknya
“gw ikut donks”
“okeh” sambil mengandeng tangan Binya
- Perpustakaan
Gw duduk sambil membaca novel ‘3600 detik’. Tiba-tiba seorang laki-laki duduk di sebelah ku
“kamuu, suka buku itu yah?” katanya mengagetkan ku
“ehh, iyaa” kata ku sambil tersenyum kaku
“aku juga suka buku itu, kisahnya sedih” seraya senyum
“Ohh, llo anak baru ya? Kok gw baru liat?” kata ku sambil membalas senyum dia yang lembut dan bikin kesetrum
“Iya, kenalin gw Bisma Karisma pindahan dari
“Karen Winfrey Theresia, asli anak
“Llo kelas berapa?” Tanya Bisma
“sstttt… kalo mau ngobrol jangan disini deh!!” kata Refa yang sedang asik baca buku
“ehh, maap Epaa, gw keluar dahh… Heheh” kata ku sambil berdiri
“yaudah, keluar yukk, tapi sebentar gw pengen minjem buku ini dulu” katanya sambil membawa novel ‘Misteri’
“iyaa, gw juga”
Setelah keluar dari perpus mereka menuju ke taman belakang sekolah…
“Oh ya llo kelas berapa?” katanya memulai pembicaraan
“gw kelas 2 IPA B, llo?”
“sama gw juga, kok gw gak ngeliat llo yaah?”
“sama gw juga gak ngeliat llo,” gw
Mereka berbincang-bincang tak terasa
Jam 5 sore… Keluarga besar Sekolah Menengah Atas
“Kareennn… gw pulang bareng Dicky yaa, mau jalan-jalan dulu daah, byee, jangan kangen yee” katanya PD
“yaahhh?? gw-nya masa sendiri?? Dicky Binya jahat!!” ×͟×
“hahah… udaahh ahh, ntar juga ada yang nganterin llo pulang kok” kata Dicky mantap
“hhuuhhh” =.=
Mereka jalan berdua naik motor, gw?? jalan kaki sendiri
Tinn…Tinnn… suara klakson motor, sontak gw liat ke arah belakang dan ternyata dia adalah……
“Bismmaaa….” kata ku tersenyum
“iyaa, ayoo naik” sambil membuka helmnya
“Okee” sambil naik ke motornya
Sepanjang jalan kita ngobrol-ngobrol
“rumahnya dimana nih??”
“mmm… dii Villa Bogor Indah 3, blok D7 no 21” kata ku agak berteriak
“Hah?? D7 no 21?” katanya kaget
“Iyayaaa…. emangg kenappaaa?” dengan teriakk
“KALOO GW NOMOR 22, WOOW KITA TETANGGA YAA… YEAAHH!” ucap Bisma teriak-teriak
“YESSS!”
Sampai di depan rumah… Gw pun turun
“Thanks ya Bis… udah nganterin gw? Mau masuk dulu?” kata gw mempersilahkan masuk
“makasih, kapan-kapan deh gw mampir ke rumah, bye-bye” menunjukan behelnya
gw juga menunjukan senyum yang gak kalah manisnya, dan membuat Bisma ngomel
“adduhhhh… bisa gak llo jangan senyum-senyum gtu deh” ucapnya yang membuat gw kaget dan cemberut
“eehhh… maap” (̊○⎽○)
“lagian sihh… senyum llo itu lho, yang buat hati gw cenat cenut” katanya sambil mengacak-acak rambut gw
“HeHeHe… bisa aja dehh…” sekarang muka gw kaya kepiting rebus, meraahh
“Kaaareeeeeeeeennnnnnnnnnn… llo ngomong sama siapa?” teriak Kak Morgan dari dalem rumah
“ehhh iyaa Kaakaaakkk… gw masuukkk” kata gw teriaak juga
“Bisma… kakak gw udah ngamuk tuuhh, gw masuk dulu yaa?? see you”
“Okeehh”
Gw masuk ke rumah, dengan senyum-senyum Gak Jelas…
“Dek, llo knpa?” ucap kak Morgan
“Gpp, kok” ucap gw diiringi senyum GJ yang gak ilang
“Ohh, llo udah tau
“Yaahhhh, kakak… gw udah ngelupain itu semua, eehh kakak ngingetin lagi…. isshhh kakak mahh” ucap gw sambil berlari ke kamar
“eehh… maap dehh dek” menunjukan muka gak bersalah
Dicky Prasetya bersama Binya Amary
“pulang aja yuk, Bin, udah mau mendung nihh” kata Dicky melihat awan
“yaudahh, makasih yaa udah nemenin gw…” ucap Binya menyenggol kaki Dicky
“heheh… iya sama-sama, ayo balik” seraya merangkul Binya
Ehh mereka ujan-ujan naik motor
Gak berapa lama mereka sampai di Kediaman Binya Amary
“Dick, masih deres nih ujannya, ayoo masuk dulu yukk, dari pada besok llo sakit,
“Ok”
- Rumah Binya Amary
“Ehhh, Binya, bawa siapa ke sini?” kata Mama Binya membawa handuk
“temen Binya mah, Dicky” ucap Binya memperkenalkan Dicky
“Dicky Prasetya tante” mengulurkan tangannya yang keriput karena keujanan
“Adduuhh… tangannya dingin banget ya, ntar tante bikinin susu coklat” kata Mamanya Binya
“gakk ah tante susu strawberry aja” sambil berbisik ke Binya
“ωkωkωkωk”
“lahh emang kenapa?” manyun
“ishh… uchul beut syihh” ucap Binya sambil mencubit pipi Dicky
“aadoowww… sakitt brow” ritihnya
“ini susu nya” ucap Mama Binya menyodorkan 2 gelas susu
“makasihh tante”
Setelah ujan reda, dan Dicky langsung pulang ke rumahnnya
>>SKIP
- Sekolah di jam Istirahat
“Binyaaaa… gw punya something buat llo?” sambil membawa kotak di belakang badannya
“apaan” ucap Binya sambil melihat ke belakang Dicky
“Hmmm taraaanggg…” menunjukkan kotak kecil
“Wow?! apaan nih”
“isshh, banyak cendol, langsung buka aja kali” kata Dicky agak membentak
“iya-iyaa… ya amplop Dicky bagus bangett… WOW!” kaget melihat isi kotak itu yaitu gelang dan jam
“wahahwahah… sumveh Dick, keren banget jam’y!!” lanjutnya sambil memakai jam itu
“bilang apa nihh?”
“ohh iyaa,,, sering sering ya ka Dicky :b”
“eeehhhh, udah di kasih hati malah minta jantung” ⌤
“ehh.. makasih ka Dicky P”
“iyaaa… I Love U” sambil melukk
“Hahh? masya syih?” tak merespon pelukan tapi tak melepasnya
“Iyaa beneran dah sumvehh” ⌢_⌢
“aaahh… soommprettt bangett” ï≧⌣≦ð
“cciiyeehhhhh…” kata gw dan Bisma bersamaan
“He to the llo-> hello ini tuh sekolahhh, control diri donks” ucap Bisma dengan nada tinggi
“weessss… santai mamang” ucap trio lebay (gw, Binya dan Dicky)
“udahh ahh… ayoo Ren, kita perrgihhh dari sini” ucap Bisma dengan
“ngapain kesini coba?” ucapku sambil tertawa kecil
“llo itu mirip mantan gw tauu…”
“samaaa… llo juga mirip mantan gw, namanya Rangga” ucap gw sambil mengipas ngipas
“⌢⌒⌢ hmm…”
Kami pun diem, diam tanpa kata ≺lagunya d’Masiv tuh?≻
“besok
“Liatt nanti ya” kata gw seraya membaca buku
“okehh” tiba-tiba merangkulku keras
“ȅȅȅȅȅȟȟȟ si mamang kaya uler aja… lilitannya keras banget.. HeHeHeHe”
“bisa aja ngumpainnya” sambil mencubit pipi ku yang gak tembem
“aduuh… udah tau pipi gw gak chubby, masih wehh, di cubitin…” ⏉─⏉
“aiii,… cicuimit… ehemm ehme suara bajaj, cipiciew, hasekk hasek, inget sekolahan :P” 2 sejoli memergoki kami yang sedang berduaan
Gw hanya malu doank
“aahh, ganggu aja, kita pergi lagi yuks…” ~~∫(∘ɜ∘)∫
>>SKIP Siang di Bukit
“ehh, maap ya Bis, gw telat, habisnya mesti rebutan mobil dulu… Ehh bagus banget balonnya” kata gw melihat balon yang di pegang Bisma begitu banyak
“Gak!!” ucapnya keras sambil melepas semua balon, gak semua sih, ada sisa satu balon yang berwarna merah yang ia pegang
“yaahhh… kok dilepas??
“Cuma balon ini doank yang bagus!” ucap Bisma sambil menyodorkan balon yang berwarna merah itu
“hahh?”
“Iyaa, nih liat” sambil menunjukan cincin yang diikatkan di ujung balon tersebut
Kemudian Bisma melepas cincin itu, dan menerbangkan balon merah tersebut, waktu bersamaan Music Instrument dengan lagu ‘a Whole New World’ (gak tau ya? Download donks! :D :P)
“asikasik… so sweet euy… ≧⌵≦ sampe nyewa pawai :)” kemudian memakai cincin tersebut
“HaHasekk… tau gak llo itu dunia baru buat gw” katanya sambil memegang tangan ku
“iyaa… Llo juga ngisi hidup gw, makasih yaa ≘⌄≘”
“iya masama” kemudian memeluku
The End ≙⋅≙
Asli karya ANAK BANGSA #haHasek
Jumat, 28 Oktober 2011
Nasihat Bagimu
1 Berjuan Tanpa Henti
2 Berdoalah dengan benar
3 Dengarkan Khotbah
4 Ingatlah dirimu seorang yang berdosa
5 Meratap dan Rendahkanlah dirimu karena dosa
6 Kita Bersekutu dengan Kristus di dalam darah-Nya
7 Ibadah
8 Waspadalah terhadap Kesombongan
9 Lulus Ujian Rohani
10 Jika Engkau ragu
11 Jangan Menyerah dan Jangan Takut
12 Saling Menasehati
13 Cara Menegur
14 Pertemuan dengan Saudara Seiman
15 Berilah Waktu Untuk Berpuasa dan Berdoa
16 HiduplAH sebagai Anak-Anak Terang
17 Berbicaralah dengan Tujuan
18 Berjalan dengan Tuhan dan Ikutilah kristus
penyesalan
“wah, besok mama berulang tahun,” ucap Karen dalam hatisambil berpikir mencari ide untuk membuat kejutan kecil guna merayakan ultah mamanya yng ke 40. Tahun-tahun sebelumnya, ultah mamanya memang tdk pernah di rayakan. Karen dan Kakanya selalu lupa dgn ultah mamanya. Mereka berdua baru sadar ketika sarapan, yaitu dgn adanya menu mie goreng dan telur rebus merah. Ya, itu wajib mama Karen saat di rumah ada yang berulang tahun. Kata mama Karen, mie melambangkan umur panjang dan telur merah bermkana keselamatan dan kesehatan sepanjang tahun.
Biasanya, setelah menu itu, Kaka Karen atau Dicky Prasetya akan berkata, “Oh, ini tanggal 16 November, ya. Berarti Mama berulang tahun. Selamat ultah ya, Ma!” Karen pun melakukan hal yang sama.
Begitulah, setiap tahun sama seperti itu. Tidak pernah ada yang mengingatkan ultah mama-nya. Padahal, kalau Karen dan Kaka-nya berulang tahun, mamanya akan selalau ingat dan mnyiapkan kado untuk mereka, lengkap dengan menu ulttah khas tadi.
Karen dan kakanya seperti tidak pernah merasa bersalah. Kejadian melupakan ultah mamanya dianggap hal yang biasa, sampai kemarin semua berubah. Ketika Karen pulang dari extrakulikuler, ia melihat ada sebuah buku di meja kerja mamanya. Sebuah buku tebal. Sebenarnya, Karen tidak ingin memebuka buku itu. Karen tahu itu buku harian mamanya. Tapi entah kenapa ada sebuah dorongan untuk membacanya lebih kuat sehingga ia tidak segera keluar dari kamarkerja mamanya yang seorang desainer baju pesta. Karen membuka halaman terakhir dan mulai membaca tulisan mamanya yang rapih
Sebentar lagi aku akan berulang tahun yang ke-40. Aku tahu, Karen dan Kaka pasti lupa lagi. Sebenarnya, aku hanya ingin mereka sedikit perhatian kepadaku. Tapi…. mungkin karena mereka sibuk dengan urusannya masing-masing, sehingga selalu lupa. Dan aku harus bisa menerima kenyataan itu. Meski sesungguhnya aku ingin sekali saat bangun pagi pada hari ulang tahunku nanti, sudah ada kue tart kecil di meja dan ucapan selamat ulang tahun, tanpa harus orang-orang yang paling aku sayangi itu melihat mie dan telur merah dulu. Tapi, mungkinkah….? :(
Karen menitihkan air mata seusai membaca kalimat itu. Karen tidak tahu kalau mamanya begitu menginginkan perhatian dari dirinya dan kakanya. Ternyata, selama ini mamanya memendam rasa edih karena merasa dilupakan. Tapi mamanya tak pernah menuntut, karena ia memang selalau baik dan selalau menerima…
Jadi, untuk menebus kesalahan dirinya dan kakanya, Karen sudah mempersiapkan semuanya buat besok. Tadi sepulang seolah, Karen sudah mampir ke toko dan membeli kue tart blueberry kecil. Lalu, tadi sewaktu mamanya sibuk menyiapkan baju pesta pesanan tante Nadira di kamar kerjanya, Karen cepat-cepat merebus merebus tiga telur dengan pewarna merah. Kue dan telur itu lalu ia simpan di tempat tersembunyi.
Besok tinggal bangun lebih pagi dan menyiapkan semua itu di meja makan sebelum mamanya bangun. Karen sudah memberitahu kakanya. “Ok Karen gw setujuu… ntar dulu yak ni ada rapat OSIS bye” kata kakanya lalu mentupo telepon.
Jarum jam sudah menunjukan pukul 7.30 malam. Karen bersiap-siap tidur. Dia sudah menyetel alarm-nya pada angka 12.00 malam agar menyusun semua kejutannya di meja makan, sebelum mamanya bangun
Sekarang, mamanya sedang pergi kemengantar baju pesanan Tante Nadira. Telepon di ruang tamu berbunyi. Tapi, tak ada yang e\segera mengangkat. Mungkin kakanya sedang mendengarkan musik di kamar dan Mbak Tuti sedang keluar, sehingga tidak ada yang mndengar. Karen segera beranjak ke ruang tamu dan mengangkat telepon.
“hallo…. selamat malam,” kata suara di ujung telepon.
“Ya, selamat malam,” jawab Karen.
“Maaf menggangu, apakah ini benar ini rumah Ibu Gracia?” Tanya perempuan di ujung telepon itu
“Iya, benar itu mama saya, tapi mama saya sedang tidak ada dirumahh?” jawab Karen
“Oh, adik, ini dari Rumah Sakit Pelita Harapan. Kami hendak mengabarkan bahwa Ibu Gracia mengalami kecelakaan….”
Karen tidak mendengar lagi kelanjutannya, karena dia terlanjur lemas. Untung saat itu kakanya keluar kamar dan langsung memegang dirinya sehingga tak jatuh.
Lalu, kakanya yang langsung melanjutkan berbicara dengan petugas rumah sakit. Mendadak, wajah ka Dicky berubah sedih dan risau. Karen mulai menangis, perasaannya campur aduk. Kareb merasa sesuatu yang buruk telah terjadi pada mamanya.
Kakanya menutup telepon dan langsiung memeluk Karen “kareennnnn…. mama meninggalkan kitaa…” ucap kakanya lirih sambil menangis. “berarti kita gak punya ortu lagi ka?” ucapnya sambil menangis di pundak Ka dicky.
Mereka berdua saling bertatapan. tak sempat bagi Karen dan kakanya untuk membuat kejutan ulang tahun buat mamanya
Mama Karen telah pergi untuk selamanya, tanpa ia tahu kalau Karen dan kakanya sudah menyiapkan kue tart kecil untuknya.
Air mata kak Dicky mengalir deras di pipinya. Dan Karen hanya menangis di pelukan kakanya. Mengapa penyesalan selalu datang terlambat?
Ditengah kesedihannya, dalam hati Karen berharap supaya teman-teman yang lain tidak mengalami hal seoerti dirinya dan papanya
“Jangan pernah lupa untuk menyayangi dan memperhatikan orangtua kita. Ternyata, sedikit saja perhatian dari kita akan membuat mereka sangat bahagia,” batinnya
Langganan:
Postingan (Atom)